Subscribe:

Ads 468x60px

Tuesday, November 17, 2009

Dikritik MUI

Dikritik MUI, Dibela NU 

Memasuki hari kelima pemutaran film 2012 yang menceritakan tentang akhir dunia itu masih dibanjiri penonton. Antre tiket di seluruh bioskop Surabaya  untuk menonton film  garapan  sutradara Hollywood, Roland Emmerich, masih panjang Selasa (17/11) siang.

Namun penayangan film yang menggambarkan  kehancuran bumi itu mulai muncul tanggapan beragam di masyakarat. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang dan Jatim  mengeluarkan reaksi keras. MUI Malang dan Jatim menyatakan cerita film 2012  salah besar menafsirkan kiamat sehingga bisa membuat persepsi keliru.

Di lapangan penilaian MUI itu tak memengaruhi minat masyarakat menonton. Antrean panjang sudah terlihat di depan pintu Cinema XXI Surabaya Town Square sejak pukul 09.30 pagi tadi. Di pintu kaca, jelas-jelas terpampang pengumuman dari kertas bertuliskan "Tiket buka pukul 11.30". Namun sejam sebelum itu antrean semakin mengekor. Melihat animo yang ditunjukkan penonton, membuat petugas bioskop membuka loket setengah jam sebelumnya.

Pemandangan menarik terjadi ketika Satpam bioskop membuka pintu kaca itu. Tanpa dikomando, puluhan orang berdesakan masuk dan saling dorong. Praktis petugas kewalahan mengaturnya. Bahkan ada sepasang sandal berbahan karet warna hitam tertinggal. Uniknya, sepasang sandal itu terpisah, satu di pintu satu dan satunya di pintu dua. "Ini sandalnya siapa? Ada yang nggak sandalan ya?," ujar seorang satpam ke antrean penonton. "Pasti yang punya sandal merelakan kakinya nggak pakai alas demi mendapat tiket dan antri barisan depan," tambahnya sambil tersenyum.

Henny, salah satu penonton ketika ditemui mengatakan, ia rela datang pagi-pagi demi melihat film yang difatwakan dilarang dilihat oleh MUI itu. "Saya tadi antre sejak jam 9. Sengaja saya datang pagi agar bisa nonton film 2012. Saya belum lihat sih, ini yang pertama. Terus terang saya penasaran banget," ujar gadis asal Ngagel Jaya itu.

Senada dengan Henny, Salis, warga Kedung Tarukan rela datang jauh-jauh ke Sutos demi menyaksikan film yang mengisahkan tentang kiamat itu. "Saya dengar di Sutos ada 4 studio yang menayangkan. Jadi peluang dapat tiket lebih besar kalau nonton disana," ucapnya.

Ketua MUI Kabupaten Malang, Mahmud Zubaidi, menuturkan, bila memang film tersebut berisi tentang pernyataan, kiamat terjadi pada 2012, maka film itu adalah film yang salah dan bisa menyesatkan masyarakat. Meski masyarakat saat ini sudah terdidik, namun pernyataan tentang kiamat pada tahun ini bertentangan dengan keyakinan Islam.

"Saya memang belum melihat film itu secara langsung. Namun bila benar bahwa filmnya berisi tentang keyakinan kiamat terjadi pada 2012 itu sudah salah. Maka film yang salah sama sekali tidak mendidik masyarakat kita," ujar Mahmud saat dihubungi di Malang, Selasa (17/11).

Dia menambahkan, imbauan untuk tidak melihat film ini lebih pada isi film yang sangat salah. Kesalahan pada film ini adalah melangkahi kekuasaan Tuhan yakni berani menyatakan kapan terjadinya kiamat itu.

Pasalnya, sambung Mahmud, menurut ajaran Islam, hari kiamat tidak dapat dipastikan kapan terjadinya karena itu menjadi kuasa Allah SWT. Maka seharusnya Badan Sensor Film (BSF) Indonesia harus lebih teliti lagi untuk mengamati film yang akan ditayangkan di bioskop.

"Terlepas dari bahwa film itu mengambil bahan dari keyakinan luar negeri, namun harus tetap disesuaikan dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim dan mempunyai keyakinan soal kiamat," jelas Mahmud.

Pendapat lain disampaikan  KH Mutawakkil Alallah. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim mengaku menjadwalkan menonton film itu pada Kamis depan. Dia menegaskan sebuah film tidak bisa hanya dilihat dari perspektif agama saja.

“Saya mau komentar banyak kalau sudah melihat filmnya. Saya mau lihat Kamis nanti,” ujar Mutawakkil dihubungi melalui telepon siang tadi.

Pengasuh Ponpes Zainul Hasan  Genggong, Pajarakan, Probolinggo itu mengatakan dirinya sangat yakin pembuat film tidak bermaksud untuk meramalkan kiamat. “Itu kan film fiktif yang sifatnya hanya menghibur saja. Makanya saya ingin lihat sendiri sebelum memberi banyak komentar,” ujarMutawakkil.

Soal kiamat, kiai penggemar olahraga bulutangkis ini menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang meramalkan datangnya kiamat. “Apalagi bisa menyebutkan terjadi tahun 2012,” ujarnya. “Kiamat itu sesuatu yang ghaib dan hanya Allah Swt saja yang tahun kapan datangnya,” ujarnya.

Meski belum melihat, Mutawakkil sudah bis menebak kalau isi dan jalan ceritanya tidak mirip seperti yang ada di Alquran. “Di Alquran, gambaran kiamat itu jauh lebih dahsyat. Bagaimana mau menggambarkan langit mau runtuh, bumi dibolak-balik dan lain sebagainya,” ujarnya.

Terlepas dari kontroversi film, Mutawakkil mengatakan kiamat itu merupakan sebuah proses bagi setiap manusia apakah menuju surga atau neraka. “Proses kiamat kan mulai bangkit dari kubur hingga ditentukan apakah dia mau masuk neraka atau surga,” ujarnya.

Ia juga mengatakan kalau kiamat bisa juga dimulai saat seseorang meninggal. “Seperti sabda Rasul, kiamat itu ketika seseorang ditinggakan ajal,” ujarnya.

Dimintai pendapatnya soal haram atau halal, Mutawakkil mengaku tak mau seperti Majelis Ulama Indonesia. “Nggak usah seperti MUI lah,” ujarnya.

Seorang  penonton film ini, Yudha Ari Nurhamid, mengatakan tidak memercayai isi dari film 2012 tersebut. Baginya film itu hanya sebatas hiburan sekaligus sebuah perenungan akan kehidupan yang siapapun tidak bisa mengetahui akhirnya.

Tapi pengurus Majelis Tarjih PW Muhammadiyah Jawa Timur, Muamal Hamidy, sependapat dengan suara MUI. khawatir dengan munculnya film itu justru semakin banyak orang mendustakan agama.

“Gambaran kiamat di film tersebut tidak benar. Kalau kiamat saja sudah mereka dustakan apalagi Alquran,” ujar Muammal Hamidy dihubungi siang tadi. “Alquran semakin mudah diselewengkan,” ujarnya.

Ditegaskannya, datangnya kiamat tidaklah bisa diprediksikan. “Kiamat merupakan sesuatu yang ghaib. Hanya Allah saja yang tahu,” ujar yang juga kader organisasi Persatuan Islam (Persis) ini.

Ia mengatakan setiap muslim harus percaya datangnya kiamat. Namun, menurutnya, terpenting bagaimana menyiapkan diri menghadapi kiamat.

Meski belum melihat langsung isi film tersebut, Muammal Hamidy mengaku tidak  tertarik menyaksikannya.

“Saya memang melihat sendiri dan tahunya dari berita-berita saja. tapi bagi saya itu saja sudah cukup. Jangan permainkan tentang hal ghaib,” ujarnya.

Lantas bagaimana kalau film itu justru membuat orang sadar dan menambah kadar religiusitas seseorang? Muammal Hamidy mengatakan hal itu bukan sesuatu hal yang tak mungkin terjadi. “Kalau soal itu lain perkaranya,” ujarnya.

Dia kemudian menganalogikannya dengan seseorang yang berzina lantas akibat perbuatannya itu hingga melahirkan seorang anak yang mengundang rasa iba. “Jadi kalau memang tahu tidak benar ya sudah nggak usah dilihat, tidak ada manfaatnya,” ujar Muammal Hamidy.

Ketua MUI Jatim, Abdussomad Buchori, menambahkan, kiamat itu soal ghaib. ”Umat Islam memang wajib percaya adanya hari kiamat. Tapi soal jam, tanggal, bulan, dan tahun, tidak ada manusia yang tahu. Itu mutlak rahasia Allah SWT,” katanya.

Meski mengaku belum sempat menonton, ia menilai film yang bercerita tentang ramalan hari kiamat akan menyesatkan jika tidak dikemas dalam kerangka agama.

Jika itu diteruskan, kata dia, akan berdampak negatif dan memunculkan keresahan. "Keresahan itu di antaranya, membuat masyarakat yang meyakini akan meninggalkan aktivitas sehari-hari dan menimbulkan gejolak sosial," lanjut Buchori.

Meskipun hanya berupa film fiksi, kekuatannya mampu mempengaruhi opini masyarakat. Buchori menilai kalau sudah diyakini--apalagi tanpa didasari pemahaman Alquran dipastikan akan merusak akidah.

Di luar perdebatan ini film yang dibintangi John Cusack, Danny Glover dan Chiwetel Ejiofor, yang bercerita hancurnya Planet Bumi pada tahun 2012 sesuai ramalan Suku Maya di Amerika Selatan telah meraup keuntungan besar karena menjadi box office begitu ditayangkan mulai Jumat.

Dalam tiga hari penayangan, uang senilai 65 juta dollar AS berhasil dikumpulkan oleh produser. Itu hanya di Amerika Serikat.  Sementara di seluruh di dunia, film 2012 diperkirakan menghasilkan tak kurang dari 225 juta dollar AS. Dibandingkan dengan ongkos produksi yang sebesar 200 juta dollar, maka film ini untung besar baru dalam empat hari. zar, faz, fqi

http://9st.org/wp-content/uploads/2009/10/2012_tsr_500.jpg

 

Entering the fifth day of the 2012 film which tells the story about the end of the world is still flooded with spectators. Lined up throughout the movie ticket to watch the movie Surabaya claim Hollywood director, Roland Emmerich, is still a long Tuesday (17/11) afternoon. 

But the film showing the destruction of the earth began to emerge in response to various masyakarat. Indonesian Ulema Council (MUI) and East Java Malang regency issued a strong reaction. MUI Malang and East Java in 2012 declared the film a big mistake to interpret the end that could make false perception. 

MUI assessment in the field did not affect the public interest to watch. 've Seen long lines in front of Cinema XXI from Surabaya Town Square at 09.30 this morning. At the glass door, is clearly posted the announcement of the paper with "Tickets open at 11:30". But an hour before that line the suit. Seeing the interest shown audiences, making movies officer opened the window half an hour earlier. 

The scene took place when the guard opened the theater's glass doors. Without command, dozens of people crowded in and shoving. Practical arrangements overwhelmed staff. There's even a pair of sandals made of black rubber behind. Uniquely, a separate pair of sandals, one at the door and the other one at the door two. "These sandals are? There is not sandalan huh?," Said a security guard to the line audience. "It must have a sandal that volunteers do not wear leg pads for a ticket and line up the front row," he added with a smile. 

Henny, one of the spectators when met said he would come early in the morning after seeing the film banned visits by difatwakan MUI's. "I was standing in line since 9 hours. Purposely I came early so he could watch a movie in 2012. I have not seen hell, this is the first. To be honest I really was curious," said the girl's home Ngagel Jaya. 

In line with Henny, Salis, Kedung Tarukan citizens willing to come all the way to Sutos after watching a film that tells of the Resurrection. "I heard on the Sutos there are 4 studio show. So the opportunity may be greater if tickets go there," he said. 

MUI Chairman of Malang Regency, Mahmoud Zubaidi, said, if indeed the film is about the statement, end of the world occurred in 2012, the film is a film that was wrong and could mislead the public. Although today's society is educated, but the statement about the end of this year contrary to Islamic beliefs. 

"I have not seen it in person. But if it is true that the film is about belief in the Resurrection happened that was wrong in 2012. So the wrong film did not educate our people," Mahmud said, when contacted in Kuching, Tuesday (17/11 ). 

He added, appealing to not see this movie more on the content of the film is very wrong. Error in this film is bypassing the power of God that is brave declared that when the Hour. 

The reason, continued Mahmud, according to the teachings of Islam, the Day of Resurrection can not be certain when it happened because it was the power of Allah SWT. So ought Film Censorship Board (BN) Indonesia should be more thoroughly to watch the film will be shown in theaters. 

"Apart from that the film is taking material from foreign conviction, but must still be adjusted with the Muslim-majority Indonesia and have confidence about the Resurrection," said Mahmud. 

Other opinions presented Alallah KH Mutawakkil. Area chairmen NU (PWNU) Java claimed the movie scheduled on next Thursday. He emphasized a film can not only be seen from a religious perspective alone. 

"I want to comment a lot when I saw the movie. I would like to see next Thursday, "said Mutawakkil contacted by phone this afternoon. 

Caregiver Ponpes Genggong Zainul Hasan, Pajarakan, Probolinggo, said he was sure the film makers did not intend to predict doom. "It's a fictional movie that simply entertaining in nature only. So I wanted to see for yourself before you give a lot of comment, "said Mutawakkil. 

Question Hour, badminton sports fans kiai is asserted that no one is predicting the coming doom. "Moreover, there can name the year 2012," he said. "Rapture is something unseen and only God, the years when it comes," he said. 

Though not seen, Mutawakkil was a bus to guess if the content and the way the story does not much like what is in the Qur'an. "In the Koran, Resurrection image even greater. How would describe the sky is falling, the earth be inverted and so forth, "he said. 

Apart from the controversy the film, Mutawakkil told Reality is a process for every human being whether to heaven or hell. "The right end began to rise from the grave to be determined whether he would go to hell or heaven," he said. 

He also said that if the end may also begin when a person dies. "As word of the Apostle, Resurrection ditinggakan that when a person dying," he said. 

Polled about haram or halal, Mutawakkil did not want to admit as Indonesian Ulema Council. "I do not have to like the MUI is," he said. 

An audience of this film, Yudha Nurhamid Ari says not trust the contents of the 2012 film. For him the film was only limited entertainment, while a reflection of life that anyone could not know the end. 

But the Legal Affairs Committee officials PW Muhammadiyah in East Java, Muamal Hamidy, agreed with MUI voice. concerned with the emergence of film even more and more people reject religion. 

"The image on the film's end is not true. If the end they just have much less deny the Koran, "said Hamidy Muammal contacted this afternoon. "Qur'an more easily corrupted," he said. 

Ditegaskannya, come the end is not predictable. "Rapture is something unseen. Only God knows, "said the organization is also a cadre of Islamic Unity (Right) this. 

He said that every Muslim must believe in the coming doom. However, he said, most important how to prepare for doom. 

Although the contents have not seen the film directly, claiming Hamidy Muammal not interested to watch. 

"I did see myself and him of course news. but for me it was enough. Do not push on things unseen, "he said. 

So what if the movie makes people aware and increase one's level of religiosity? Muammal Hamidy said it was not something impossible happens. "If it was another case," he said. 

He then menganalogikannya with someone who commits adultery and then due to what he had done to bring a child who invite pity. "So if it knows it's not true do not have to be seen, there is no benefit," said Muammal Hamidy. 

MUI Chairman of East Java, Abdussomad Buchori, added, about the unseen Reality. "Muslims are obliged to believe the Day of Resurrection. But about an hour, date, month and year, no man who knows. That is absolutely confidential God Almighty, "he said. 

Although claims have not been watching, he judged a film about doomsday prophecies would be misleading if not packaged in the framework of religion. 

If it continues, he said, would have a negative impact and create unrest. "Unrest was in between, making sure people will leave the daily activities and causing social turmoil," continued Buchori. 

Although only a fiction film, its power to influence public opinion. Buchori rate when it is believed - especially without an understanding based on the Qur'an will certainly damage the creed. 

Beyond this debate film starring John Cusack, Danny Glover and Chiwetel Ejiofor, who tells the destruction of planet Earth in the year 2012 according to forecasts Maya in South America has made a fortune as a box office that aired from Friday. 

Within three days of delivery, money worth U.S. $ 65 million collected by the producer. It is only in the United States. While in all the world, the film is estimated to produce 2012 no less than 225 million U.S. dollars. Compared with the production cost of $ 200 million dollars, the film is a new fortune in four days. zar, faz, fqi

Sumber : Surabayapost.co.id

Arttikel terkait : Free download 2012 , 2012 we were warned,free download movie

 

0 comments:

Post a Comment