“Sekali hutan boleh dibeli, semua hutan akan dibeli. Uang membuat orang tidak akan pernah merasa cukup dengan apa yang telah dibeli dan dimilikinya.” Padahal hutan menjadi jantung kehidupan warga. Berawal dari hutan yang utuh, air keluar dari tanah menjadi sumber kehidupan masyarakat. Kesadaran itu yang membuat Lukman Hakim dan warga Kampung Dukuh, Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mempertahankan kelestarian dan penguasaan atas hutan. Upaya itu dinyatakan dalam penamaan atas hutan itu sebagai hutan larangan dengan sisa luas sekitar 10 hektar. Ia mendapati kesadaran itu bukan dari bangku sekolah. Lukman tak tamat SD. Kesadaran yang menuntun pada sikap hidup itu didapat dari interaksinya dengan hutan yang menghidupi warga Kampung Dukuh sejak lama. Dia menjadi pengawal kelestarian hutan larangan di Kampung Dukuh. Hutan itu membuat warga tetap dengan mudah mendapatkan air di beberapa mata air yang terjaga karena hutan yang lestari.// kompas.com
"Once the forest can be taken, all forests will be bought. Money makes people will never get enough of what has been bought and owned. "Though forests into the heart of civic life. Starting from the intact forest, water out of the land became a source of community life. Consciousness that makes citizens Lukman Hakim and Hamlet Village, Village Ciroyom, Cikelet district, Garut regency, West Java, to maintain continuity and control of forest. The effort is expressed in the naming of the forest as a ban on the remaining forest area of approximately 10 hectares. He found that awareness was not from school. Lukman did not complete primary school. Awareness that leads to the attitude that comes from interaction with the support of forest Hamlet Village residents for a long time. He became the guardian of forests in Kampong Hamlet ban. The woods were made permanent residents to easily get water in some springs were awake for sustainable forest.
0 comments:
Post a Comment